Anak Sehat Kitapun Senang

Anak
Anak Sehat Kitapun Senang - Mengapa hal demikian sering muncul pada obrolan ibu-ibu bila kita sedang menunggu di poliklinik balita. Tak ayal obrolanpun terlontar dari perkataan yang tidak secarang langsung diperbincangan, menjadi suatu topik yang bisa dijadikan demi kesehatan putra putri kita tercinta.

Kadang kita tidak menyadari bila kondisi anak sedang sakit dimana kita terlalu fokus dengan kesibukan atau pekerjaan kita yang dituntut oleh waktu dan pihak yang terkait. Maka dari pada itu secara tidak langsung kita tidak dapat memperhatikan kondisi anak kita. Dikala anak sakit kita menjadi merasa menyesal kenapa hal itu dapat terjadi pada anak kita yach !!! padahal kita tidak mengurangi konsumsi 4 sehat 5 sempurna.
Tidak menutup kemungkinan bakteri atau virus diudara bisa menyebabkan anak menjadi sakit, dikarena kondisi kekebalan tubuh anak kita sedang melemah. Sehingga dengan mudah bakteri atau virus dapat mendobrak pertahanan / tameng tubuh anak.

Tepatnya kemarin sore pada tanggal 29 Desember 2014, sehabis pulang kerja dari kantor tepatnya pukul 17:00 wib. Setiba dirumah mendengar suara batuk anak tersayang, seraya tak kuat menahan dahak yang tak kunjung keluar walau batuk telah berbunyi keras. Hati merasa sakit mendengar hal itu, Ya Allah kenapa lagi dengan anak pertamaku ini. Batuknya kambuh lagi disertai muntah-muntah, Setelah mengetahui hal tersebut saya segera bergegas untuk mengantar anak berobat ke klinik budi luhur didekat rumah walau keadaan diluar hujan gerimis menyertai kita untuk datang berobat ke dokter yang ada.

Setibanya di Klinik saya langsung memarkirkan motor diarea parkir, kemudian segera mendaftar ke bagian administrasi dengan menggunakan kartu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ( JPK ). Setelah dilakukan pendataan terhadap anak saya yang sakit, kemudian kita diberi nomer antrian lumayan no antriannya gede juga no 43B. Kurang lebih selesai mendaftar pukul 17:40, kita melihat kursi antrian yang kosong untuk mengistirahatkan kondisi anak yang merasa mual, pusing, panas dingin dan batuk-batuk. Sambil menunggu saya ajak anak berbincang apa yang dirasakan sekarang sambil menunggu perawat mendeteksi kondisi yang sakit satu demi satu menurut nomer antrian.

Anak pun terasa terhibur bila kita ajak berbincang sehingga dia tidak kesal menunggu nomer antriannya tiba dipanggil perawat. Setelah dipanggil oleh perawat anak saya di cek kondisinya dengan alat pendeteksi tekanan darah. Menurut perawat kondisi anak cukup panas, nanti lebih rinci bapak utarakan kepada dokter didalam. Setelah itu saya beserta anak menunggu kembali sesuai antrian masuk untuk di cek langsung oleh dokter. Pada Pukul 18:10 adzan magrib berkumandang, saya mengingatkan anak saya untuk bergegas menunaikan ibadah shalat. Selepas shalat kitapun kembali ketempat duduk antrian, selang beberapa pasien bergiliran keluar masuk di cek oleh dokter. Pada pukul 19:20 akhirnya tiba giliran anak saya untuk diperiksa oleh dokter.

Saya beserta anak langsung masuk kedalam sambil menutup pintu. Kemudian setelah duduk anak saya ditanya oleh dokter, apa yang dirasakan sekarang de ? anak saya hanya menjawab dengan batuk yang keluar dan berbunyi. Saya jadi tambah khawatir dengan kondisi anak saya. Saya langsung mengutarakan apa yang dirasakan anak saya kepada dokter agar cepat diberi obat pereda agar segera sembuh. Dokter memeriksa mata, mulut, kemudian mendengar dengan alat khusus, saya tidak tahu apa namanya itu. Setelah dicek secara detail dokter menyarankan anak untuk beristirahat serta menjaga pola makan terutama menghindari makanan yang pedas. Kemudian dokter memberikan resep untuk diambil diapotik. Saya menerima resep dari dokter kemudian menuju tempat pendaftaran untuk didata kemudian dicap, sehingga obat dapat diambil diapotek.

Saya langsung menuju apotek untuk mengambil obat sambil menyerahkan resep dokter ke petugas apotek. kemudian petugas menyuruh saya untuk duduk menunggu obat selesai disiapkan. Membutuhkan waktu pula sebelum kita lansung menerima obat, akhirnya pada pukur 19:35 obat beres disiapkan nama anakpun dipanggil oleh petugas apotek. Petugas apotek memberikan petunjuk obat yang harus diminum satu persatu menurut aturan minum obat. Selapas itu kita pun siap untuk pulang kerumah.

Maka dari pengalaman tersebut saya mengambil hikmahnya bahwa waktu harus dipergunakan sebaik mungkin. Perhatikan anak walau kita sesibuk apapun, luangkan waktu berbincang agar anak merasa dekat dengan kita. Bagi tugas dengan istri yang selalu dirumah menjaga anak, jangan membebankan tugas istri semuanya mentang-mentang kita yang kerja keras diluar.

Mungkin cerita ini bisa dipetik kebaikannya, bila terdapat kesalahan dalam penulisan mohon maaf yang sebesarnya. semoga dapat berguna bagi rekan semua. Terima kasih telah berkunjung pada blog penulis.