Kain Untuk Penutup Tubuh Menjadi Hangat dan Tidak Kedinginan

Kain Chambray
Pada jaman dulu alat untuk menenun kain disebut Gedog yang berfungsi menyatukan benang katun yang dipintal oleh kedua tangan menjadi selembar kain yang kita inginkan, dengan hasil kain yang mempunyai ukuran lebar hanya enam puluh centimeter. Dalam pembuatan kain mempunyai inti tertentu yakni sebagai kain lurik dengan hasil tekstur yang berciri khas khusus dari pemanfaatan benang katun. Dengan kain bermotif lurik dipintal dari benang polyester tidak bisa disebut kain lurik, disebabkan tekstur yang berbeda dengan kain yang terbuat dari katun. Perkembangan jaman turut serta dalam menciptakan kain lurik diproduksi dengan mesin serta alat yang modern yang dapat menciptakan lebar kain seratus lima puluh centimeter. Pada proses pemintalanpun menggunakan mesin modern sehingga pemintalan lebih rapih dan cepat berbeda dengan terdahulu. Tinggal kita bandingkan kualitas dan kuantitasnya pasti ada kelebihan serta kekurangannya itu terserah pilihan rekan semua, mau pilih yang mana. Penggunaan kain lurik tidak terbatas dalam pemakaiannya ,bisa dikenakan menjadi pakaian dalam kebutuhan sehari-hari. Tekstur yang khas dan memiliki kekuatan kain yang berbeda, meskipun masih baru teksturnya kasar serta kaku tetapi bila sering digunakan beberapa lama kemudian teksturnya menjadi berubah menjadi lembut tetapi kekuatannya tidak akan berkurang.

Awal mula kain lurik dalam pembuatannya terdiri dari dua jenis warna, yakni warna hitam dan warna putih dengan corak garis serta kotak, tetapi kini banyak kain lurik dengan beraneka ragam warna yang diperlihatkan seperti warna merah, warna kuning, warna biru, warna hijau dan warna coklat. Yang membedakan diantara tiap motip adalah terdapat pada susunan warnanya, seperti halnya tiga warna merah empat warna biru dengan berbahan dasar warna hitam. Karena pada setiap garis serta komposisi warna yang dimiliki kain lurik mempunyai makna tersendiri. kain lurik motif lasem yang digunakan pada acara perlengkapan untuk para pengantin dijaman terdahulu sebagian contoh dari kain lurik yang telah ada dan digunakan.

Ada bahan lain untuk kain yang terbuat dari kapas atau kain cotton berasal dari jenis tumbuhan tertentu yang menghasilkan kapas. Buah yang dihasilkan dan setelah berumur matang, buah menghasilkan dan berubah menjadi bola-bola kapas yang putih bersih. Bola kapas yang telah dipanen tersebut dikumpulkan menjadi satu setelah itu dilakukan proses menenum yang menghasilkan selembar kain untuk bisa dijadikan pakaian seperti yang dikenakan oleh kita saat ini. Daya serap serta ketahanan dari bahan baku ini mempunyai keunggulannya dengan serat yang tersusun menjadi satu kesatuan utuh.

Serat dari kapas memiliki kenyamanan bila dipakai disebabkan seratnya yang berongga mempunyai sirkulasi sehingga kulit kita bisa menghirup udara yang segar kembali. Dengan ciri khas seperti ini sangat sesuai bila dikenakan menjadi pakaian anak yang mudah berkeringat. Kaos-kaos anak yang lembut serta enak disentuh, sangat pas bila dikenakan pada musim kemarau yang begitu terik menyengat tubuh. Dengan berbahan dasar kapas ini sangat multi fungsi digunakan, pada saat kegerahan bisa mengubah suhu menjadi adem atau dingin pada tubuh kita, begitupun sebaliknya bila dalam suhu dingin bisa mengubah kedalam suhu yang menghangatkan tubuh, karena kapas memiliki sifat konduktor yang baik. Bahan dasar seperti ini sangat cocok bila digunakan pada pakaian anak-anak yang super aktif.

Bahan kain yang berasal dari ulat yang membuat kita geli kadang juga takut tetapi menghasilkan faedah yang baik untuk kehidupan manusia. Ulat sutera yang menghasilkan serat protein dari hal tersebut ada beberapa jenis sehingga dapat ditenun dan menghasilkan kain. kain sutera yang berkilau bila terkena cahaya yang disebabkan dari struktur yang mempunyai prisma segitiga didalam serat memungkinkan kain sutera tersebut membiaskan cahaya keberbagai sudut ruang yang bersinggungan. Kain sutera yang terkenal dihasilkan dari larva ulat sutera kertau yang diternak menghasilkan kepompong yang bermutu tinggi. Sutera liar berasal dari ulat selain ulat sutra murbei yang bisa diolah juga. sutera liar berproduksi sangat minim dibandingkan dengan ulat sutera yang diternak, sehingga dari segi warna dan tekstur berbeda pula dengan sutera ternak. Sutera liar bila dilakukan proses pencelupan mengalami kesusahan dibandingkan dengan sutera ternak. Sutera juga ada yang dihasilkan dari beberapa jenis serangga, namun jenis sutera dari ulat suteralah yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan tekstil menjadi kain untuk berbagai jenis pakaian.