|
Tanpa Sinar Matahari Langsung |
Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi umat manusia diseluruh dunia. Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh manusia yang memerlukan akan kehangatan tubuh atau nutrisi lain yang terkandung didalamnya. Bagaimana bila kita hidup tanpa matahari, maka kita akan kegelapan disepanjang hari bukan tidak mengenal akan adanya pagi, siang, sore yang ada hanyalah malam dan malam melulu. Tapi memang betul keadaannya dan benar-benar nyata, hal ini dialami oleh salah satu kota di belahan benua Eropa yang merasakan tanpa adanya matahari menyinari kota tersebut. Loh kenapa bisa begitu yah !.
Kota malam tersebut berada di
Kota Rjukan yang telah masuk area Telemark,
kota yang berada di lembah kaki gunung Gaustatoppen. Bila rekan ingin berkunjung dan merasakan tanpa sinar matahari, bisa datang ke kota tersebut yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Oslo Ibu kota Negara Norwegia. Untuk mencapai ke lembah tersebut bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih dua jam setengah. Yang sebenarnya Kota Rjukan bukan kota wisata melainkan kota industri, namun dengan keadaan alam seperti ini bisa dikatakan sebagai kota wisata yang tanpa adanya sinar matahari bukan, hal itu tergantung persepsi masing-masing yang menanggapinya.
|
Lembah Kaki Gunung Gaustatoppen |
Mengapa sinar matahari tidak dapat menembus langsung
Kota Rjukan, disebabkan posisi kota yang berada di lereng yang sangat curam dan disekitarnya terdapat pegunungan yang mengelilingi
Kota Rjukan. Fenomena ini terjadi dalam enam bulan sekali dalam setahun, diprediksikan pada bulan september sampai dengan bulan maret dikala musim dingin tiba, Sinar matahari ada tapi tidak dapat menembus
Kota Rjukan yang berada di lembah yang ditutupi oleh pegunungan disekelilingnya dengan bentuk lereng yang curam sekali.
Warga penduduk
Kota Rjukan bila ingin merasakan sinar matahari langsung, mereka harus pergi keatas pegunungan. Maka daripada itu kota tersebut dikatakan kota gelap tanpa sinar matahari. Sungguh merupakan perjuangan yang berat bagi
Kota Rjukan yang harus menerima keadaan alam seperti itu. Namun tidak berhenti sampai disitu berbagai ide dimunculkan oleh para ahli untuk dapat menyinari
Kota Rjukan . Perjuangan pertama bila warga ingin berjemur terkena sinar ultra violet matahari harus berangkat naik kepegunungan atau naik dengan menggunakan gondola.
Penduduk yang berdiam di
Kota Rjukan kurang lebih 3.500 jiwa, lumayan cukup banyak pula bagi penghuni lereng yang curam di pegunungan Gaustatoppen ini. Salah seorang warga yang mempunyai ide cemerlang bernama Martin Andersen yang merupakan pekerja di pembangkit hidroelektrik pada tahun 2013. Martin membuat tiga cermin khusus berukuran 17 meter persegi, kemudian cermin tersebut ditempatkan diatas lereng pegunungan untuk dapat menyinari bawah lembah yang tertuju pada area kota Rjukan yang berada pada ketinggian 450 meter. Dengan menggunakan cermin-cermin ini pantulan cahaya matahari ini berhasil dapat menerangi kota seluas 600 meter persegi. Dengan ini semua warga penduduk tidak perlu untuk mendaki menaiki pegunungan hanya untuk mendapatakan kehangatan sinar matahari. Metode pencerminan ini dinamakan metode Heliostat, Apa itu Heliostat ?. Heliostat ialah salah satu cara penerangan dengan pemanfaatan sinar matahari dengan dipantulkan kedalam sebuah ruangan, tetapi tidak dapat mengkonversi energi panas menjadi energi listrik.
|
Buah Karya Martin Andersen dengan Cermin Penerangan Kota Rjukan |
|
Metode Heliostat pada Cermin |
Di dapat dari berbagai sumber terpecaya.